Dinkes Tolak Bantu Bocah Penderita Leukimia

Dinkes Tolak Bantu Bocah Penderita Leukimia

\"\"CIREBON - Sungguh memprihatinkan nasib yang dialami Moh Seno Aji, bocah warga Perum Taman Tukmudal Indah, Blok D 24 No 2, RT 09 RW 10, Kecamatan Sumber, Kabupaten Cirebon. Di usianya yang masih enam tahun, ia sudah dideteksi menderita leukemia berisiko tinggi. Sehingga harus berjuang melawan penyakitnya sejak dirinya merayakan ulang tahunnya yang keempat. Kini tubuhnya tampak kurus, matanya sayu, dan hanya bisa tergolek lemah di kamarnya, dengan sedikit rambut yang menempel di atas kepalanya. Bahkan, berat badannya saat ini sekitar 16 kilogram saja. Karena faktor ketiadaan biaya kedua orang tua, maka Seno hanya bisa rawat jalan di rumahnya. Menurut Ine (27), ibu kandung Seno kepada Radar menuturkan, dalam sekali pengobatan, dirinya harus mengeluarkan biaya sebesar Rp2 juta untuk putra pertamannya itu. Jumlah tersebut belum ditambah biaya perjalanan dan keperluan lain di RS Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta. Ine mengaku, kebutuhan biaya yang harus dikeluarkan untuk itu terbilang berat. Pasalnya, Ajid (45) suaminya hanya bekerja sebagai sekuriti sebuah perusahaan jelly di Banyumas. Gajinya hanya sekitar Rp1 juta, itu pun harus dipotong utang kepada perusahaan sekitar Rp250 ribu setiap bulannya. Ine pun pernah mencoba meminta bantuan Pemkab Cirebon melalui dana jaminan kesehatan daerah (Jamkesda) sejak Mei 2012 lalu, untuk biaya pengobatan kemoterapi di RS Cipto Mangunkusumo (RSCM). Sayangnya, sejak itu pula dia harus menerima penolakan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Cirebon dengan alasan dana Pemkab Cirebon telah habis. “Alasan mereka (Pemkab Cirebon, red), dana jaminan kesehatan daerah di Pemkab Cirebon sudah habis. Saya akhirnya harus menunda pengobatan Seno. Dan untuk saat ini, anak saya hanya bisa tergolek di rumah dan diberi obat seadanya hanya untuk menahan sakit,” katanya sambil meneteskan air mata. Saat ini, akibat tidak bisa menjalani kemoterapi karena ketiadaan biaya, Seno harus menderita kesakitan. Bobot tubuhnya pun diperkirakan akan terus menyusut, bahkan dapat mengalami pengeroposan tulang jika tak segera ditangani. “Kami hanya bisa berharap ada orang atau pemerintah yang peduli dengan kondisi anak saya ini,” kata Ine. (rdh)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: